SURAKARTA – Merasa lelah karena masih terus terdampak banjir setiap kali hujan turun, sejumlah perwakilan warga Kampung Sambirejo, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, mendatangi kantor DPRD Kota Surakarta pada Kamis (20/3) pagi. Kedatangan mereka bertujuan untuk menyampaikan keluhan terkait genangan air yang kerap menggenangi rumah mereka akibat saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik.

Warga yang datang diterima langsung oleh Komisi III DPRD Kota Surakarta bersama OPD terkait di Ruang Kepanitiaan DPRD Kota Surakarta. Dalam pertemuan tersebut, warga menyampaikan bahwa banjir yang mereka alami merupakan dampak dari pembangunan underpass di simpang Joglo.

Tomy Tri Atmadi, salah seorang warga, menuturkan bahwa permasalahan ini sebenarnya sudah berulang kali disampaikan ke tingkat RW hingga kelurahan. Namun, hingga saat ini belum ada solusi konkret yang diberikan pemerintah.

“Sehingga kami datang ke sini untuk memohon solusi secepatnya,” ujar Tomy.

Tomy menduga bahwa kawasan tempat tinggalnya mengalami banjir karena semakin berkurangnya daerah resapan air di sekitar Kampung Sambirejo.

“Hal ini membuat genangan semakin tinggi. Dulu, di bekas Kelurahan Banjarsari itu ada selokan air besar yang mengalirkan air dari kampung kami, tapi sekarang sudah hilang, berubah menjadi jalan,” katanya.

Tomy juga mengungkapkan bahwa kondisi ini semakin memburuk setelah proyek pembangunan underpass. Menurutnya, hujan yang turun selama 15 menit saja sudah cukup untuk membuat perkampungan mereka tergenang.

“Dari pihak proyek kemarin, apakah waktu membangun tidak memikirkan Amdal-nya? Sehingga kami mohon dengan sangat bisa mendapat solusi secepatnya,” pungkasnya.

Menanggapi keluhan warga, Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta, Taufiqurrahman, mengungkapkan bahwa warga terdampak tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis.

“Dampak psikologis mereka luar biasa. Setiap kali hujan turun, mereka selalu was-was, bingung, dan khawatir akan terjadi banjir,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa kondisi ini sudah sampai menelan korban jiwa.
“Tadi ada warga yang menyampaikan bahwa sudah ada yang meninggal akibat banjir. Saat area sana tergenang, ada warga yang terpeleset dan akhirnya meninggal dunia,” ungkapnya.

Politisi Senior Partai Golkar itu menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada tindakan nyata dari Pemerintah Kota Surakarta untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, pihaknya berkomitmen untuk memfasilitasi agar warga mendapatkan solusi yang jelas dan segera.

Salah satu langkah yang tengah direncanakan adalah pembangunan kolam retensi untuk menampung luapan air saat hujan deras.
“Dari Kementerian PUPR, DED-nya (Detail Engineering Design) sudah selesai. Tinggal nanti pelaksanaannya. Insyaallah tahun ini selesai sehingga bisa menjadi solusi,” jelasnya.

Sekretaris Komisi III DPRD Kota Surakarta, Sonny, menambahkan bahwa berdasarkan hasil konsultasi pihaknya dengan pemerintah pusat, solusi yang paling memungkinkan untuk segera menangani banjir di kawasan tersebut adalah pembangunan kolam retensi.

“Lokasinya nanti berada di tanah milik Kodam. Ukurannya 40×30 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter. Nanti air akan dipompa ke kolam tersebut, lalu dialirkan ke selatan melalui belakang Unisri,” jelas Sonny.

Ia menambahkan bahwa opsi lain seperti membangun saluran dengan talang memerlukan waktu lebih lama dan bisa berdampak lebih luas terhadap warga sekitar.

Menanggapi adanya korban meninggal akibat banjir, Sonny mengatakan pihaknya akan segera berkonsultasi dengan Wali Kota Surakarta untuk mencari solusi terbaik.
“Ini sampai membuat warga trauma. Belum lagi kalau ada yang mengalami kerugian, seperti perabot rumah tangga yang rusak dan sebagainya. Tadi ada bantuan ganti rugi dari BPBD, tapi jumlahnya tidak seberapa karena anggarannya terbatas. Ini juga menjadi catatan kami,” ungkapnya.

Sonny juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dihimpun, terdapat 78 kepala keluarga (KK) di RW 01 yang terdampak banjir.
“Namun yang mengalami dampak paling parah adalah warga yang tinggal di RT 01 dan RT 02,” pungkasnya.

DPRD Kota Surakarta berjanji akan terus mengawal permasalahan ini agar solusi yang diberikan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga jangka panjang. Sementara itu, warga berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret sebelum banjir kembali menghantui mereka.

Arifin Rochman