SURAKARTA – Gelombang aksi Mahasiswa Solo Raya dalam gerakan #IndonesiaGelap menggelegar di depan Gedung DPRD Kota Surakarta, Rabu (19/2) Sore. Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi memadati Jalan Adi Sucipto dengan tuntutan tegas terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat.
Pantauan lapangan menunjukkan massa tiba tepat pukul 14.58 WIB dengan jas almamater masing-masing. Berbagai spanduk dengan tulisan mencolok seperti “Tolak RUU TNI, Polri, Kejaksaan”, “Efisiensi untuk Siapa?”, “Indonesia Gelap” “Program Prioritas, Rakyat Tertindas”, “Adili yang Tak Adil”, “Tolak MBG”, “Tolak Efisiensi”, dan “Adili Jokowi” menjadi simbol keresahan mereka.
Meski hujan mengguyur, semangat mereka tak goyah. Para mahasiswa bahkan memblokir jalan di depan gedung dewan, menyebabkan arus lalu lintas dialihkan. Orasi bergantian dilantunkan, semakin menghidupkan suasana. Ban-ban bekas dibakar di tengah kerumunan, menandai aksi perlawanan simbolik.
Selama aksi berlangsung, mahasiswa memblokir Jalan Adi Sucipto di depan gedung DPRD, menyebabkan arus lalu lintas harus dialihkan oleh petugas.
Syafaatul Okta, salah satu orator aksi, menegaskan bahwa aksi ini membawa enam tuntutan utama. Salah satunya adalah penolakan terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
“Kami tidak melihat ada kebijakan yang benar-benar menyejahterakan. Yang ada, malah semakin merugikan rakyat kecil,” serunya di hadapan peserta aksi.
Kebijakan terkait lingkungan juga menjadi sorotan utama. Mahasiswa menyoroti eksploitasi sumber daya alam di berbagai daerah, khususnya hutan Kalimantan, yang mereka klaim dilakukan untuk kepentingan segelintir pihak.
Tak hanya itu, program MBG (Makan Bersama Gratis) juga menjadi sasaran kritik. “Banyak keluarga kami kesulitan ekonomi, sementara program yang seharusnya membantu malah memperburuk keadaan,” tambah Syafaatul.
Negosiasi dan Ketegangan Memuncak
Massa mendesak Ketua DPRD Kota Surakarta untuk hadir langsung mendengarkan tuntutan mereka. Namun, Ketua DPRD, Budi Prasetyo sedang menjalankan tugas dinas. Upaya negosiasi dilakukan oleh Kinkin Sultanul Hakim, Sekretaris DPRD Kota Surakarta, yang menawarkan dialog via video call dengan Ketua DPRD.
Namun, tawaran tersebut ditolak oleh massa yang menganggap dialog virtual tidak cukup. Situasi semakin memanas ketika massa mencoba memasuki Gedung Graha Paripurna DPRD.
Di lain sisi, untuk mengamankan jalannya aksi, ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan dikerahkan sejak siang hari. Mereka berjaga ketat dari pintu depan hingga area rapat paripurna, memastikan aksi tidak berujung bentrok.
Aksi #IndonesiaGelap kali ini menjadi salah satu aksi terbesar di Solo Raya tahun ini, dengan mahasiswa bersumpah tidak akan berhenti hingga tuntutan mereka didengar oleh para pemangku kebijakan.
Arifin Rochman