SURAKARTA – Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kota Surakarta yang membahas Raperda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 melakukan tinjauan ke sejumlah lokasi di Kota Surakarta, Kemarin (7/7). Kegiatan ini menjadi bagian dari langkah konkret untuk mencocokkan data presentasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan kondisi nyata di lapangan, terutama terkait program Gerakan Membangun Daerah (GMD).

Ketua Pansus, Yanuar Sindu Riyanto, memimpin langsung kegiatan ini bersama beberapa anggota pansus lainnya. Dalam tinjauan tersebut, dua hal menjadi sorotan utama: Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kasih Ibu di Pucangsawit dan ketahanan pangan Masyarakat di KWT (Kelompok Wanita Tani) Sumber Barokah di Joglo.

“Kami sudah mendengar banyak paparan dari dinas, tapi kita tidak bisa hanya mengandalkan angka dan grafik. Data itu harus bisa dibuktikan secara nyata di lapangan,” tegas Yanuar saat meninjau lokasi pertama.

Salah satu apresiasi datang dari area pertanian urban yang dikelola masyarakat. Pansus melihat secara langsung tanaman seperti kangkung dan terong tumbuh subur, bahkan sebagian sudah siap panen. Hal ini dinilai sebagai indikator positif terhadap program ketahanan pangan yang digagas pemerintah kota bersama masyarakat.

“Kami melihat bahwa inisiatif ini benar-benar membuahkan hasil. Tanaman tumbuh baik, ada semangat dari warga, dan yang terpenting: ini bukan proyek simbolik. Ini nyata dan bisa dirasakan manfaatnya,” tambah Yanuar.

Menurut Politisi Muda Gerindra tersebut, upaya seperti ini harus terus dikembangkan dan disebarluaskan ke wilayah-wilayah lain di Kota Surakarta. Ketahanan pangan berbasis masyarakat bukan hanya jawaban atas tantangan ekonomi, tetapi juga langkah nyata menjaga keberlanjutan lingkungan dan kemandirian warga.

“Kita berharap program-program seperti ini tidak berhenti di satu atau dua titik. Ini bisa menjadi model yang direplikasi untuk menciptakan ketahanan pangan yang merata dan berkelanjutan di seluruh kota,” pungkasnya.

Ftr/Arf