SURAKARTA – Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta, Sugeng Riyanto, menyoroti maraknya keluhan dari para orang tua murid terkait pelaksanaan acara perpisahan sekolah yang dinilai semakin memberatkan. Khususnya, keluhan ini banyak datang dari orang tua siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dan kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merasa terbebani dengan adanya pungutan atau tarikan biaya untuk agenda perpisahan.

Dalam pernyataannya, Sugeng menyampaikan kekhawatiran terhadap fenomena yang seolah menjadi tren tahunan di sekolah-sekolah, terutama menjelang akhir tahun ajaran. Ia menegaskan bahwa acara perpisahan bukanlah agenda substansial yang harus dilaksanakan dengan mengorbankan kondisi ekonomi orang tua murid yang saat ini banyak sedang dalam kesulitan.

“Ini sudah mulai banyak laporan dari orang tua murid, terutama kelas 6 SD dan kelas 9 SMP yang mengeluhkan tentang adanya tarikan atau biaya untuk perpisahan,” ujar Sugeng Riyanto dalam keterangannya.

Ia menekankan bahwa sekolah, termasuk melalui Komite Sekolah atau mekanisme lainnya, tidak semestinya menjadikan acara perpisahan sebagai ajang yang justru menambah beban finansial bagi orang tua.

“Situasi ekonomi sedang tidak baik, jangan bebankan lagi orang tua yang kesulitan ekonomi dengan beban perpisahan. Sebuah acara yang tidak substansial,” tegasnya saat ditemui di sela-sela Sidak.

Menurut Legislator PKS itu, pelaksanaan perpisahan tetap bisa dilakukan dengan sederhana tanpa biaya tambahan. Ia mencontohkan, dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini seperti kamera ponsel, kegiatan perpisahan bisa berlangsung secara informal namun tetap berkesan. Siswa bisa berfoto bersama di kelas, dengan wali kelas atau bersama seluruh angkatan tanpa perlu menyewa tempat, jasa foto profesional, atau membayar konsumsi berlebihan.

“Hari ini kita bisalah menggunakan HP untuk foto bersama di kelas misalnya, atau dengan wali kelasnya, atau seluruh satu angkatan. Itu memungkinkan dan itu tidak perlu berbayar,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sugeng juga mengungkapkan rencana koordinasi dengan Wali Kota Surakarta. Ia mendorong agar diterbitkan surat edaran resmi yang ditujukan kepada seluruh sekolah, terutama SD dan SMP negeri, untuk tidak lagi mengadakan acara perpisahan yang mengharuskan orang tua mengeluarkan anggaran baru.

“Kami akan koordinasikan ini dengan Pak Wali Kota. Kita menghimbau untuk membuat semacam Surat Edaran atau apapun namanya yang disampaikan kepada seluruh sekolah SD dan SMP negeri, terutama untuk tidak perlu mengadakan perpisahan-perpisahan yang membebani orang tua murid dengan anggaran-anggaran baru,” pungkas Sugeng.

Arifin Rochman