SURAKARTA – Proyek pelebaran Jalan Bengawan Solo di Kecamatan Pasar Kliwon menjadi perhatian serius Komisi III DPRD Kota Surakarta. Pemangkasan anggaran dalam proyek tersebut tak mengurangi sorotan tajam dari wakil rakyat, khususnya terkait jaminan mutu pekerjaan yang akan berdampak langsung pada kenyamanan dan keselamatan masyarakat.

Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pekan lalu, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Surakarta, Sonny, menegaskan pentingnya menjaga kualitas jalan meskipun anggaran proyek telah mengalami pemangkasan. Dari semula Rp900 juta, kini menjadi Rp700 juta.

“Sudah saya sampaikan langsung ke pelaksana proyek, kualitas tidak boleh menurun, apalagi soal aspal. Kalau pengerjaan aspalnya asal-asalan, tidak sampai hitungan tahun jalan sudah rusak lagi. Ini justru akan membuang anggaran lebih besar di kemudian hari,” ujar Sonny, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat meninjau langsung.

Ia menambahkan, tujuan dari pelebaran ini bukan semata proyek pembangunan fisik, tetapi merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat. Sonny menyebut kondisi jalan yang saat ini hanya memiliki lebar sekitar 3 meter sering kali menyulitkan pengguna jalan, terutama saat terjadi pertemuan antar kendaraan dari arah berlawanan.

“Warga sekitar sudah lama mengeluhkan kondisi jalan yang sempit. Saat dua mobil berpapasan, salah satu harus mengalah atau bahkan menepi keluar bahu jalan. Belum lagi kalau yang melintas kendaraan besar seperti truk, situasi menjadi sangat tidak nyaman dan berisiko menimbulkan kecelakaan,” tuturnya.

Dengan pelebaran yang direncanakan hingga 5 meter, diharapkan arus kendaraan akan semakin lancar, dan potensi kemacetan bisa ditekan secara signifikan. Menurutnya, kelancaran lalu lintas juga berperan penting dalam mendukung kegiatan ekonomi warga setempat.

Sonny juga menegaskan bahwa proyek ini ditargetkan selesai pada akhir Mei 2025 dan saat ini masih berjalan sesuai rencana. “Pelaksanaan proyek saat ini sedang on progress, dan targetnya selesai di akhir bulan Mei ini. Kami akan terus memantau dan memastikan bahwa pelaksana benar-benar menjaga kualitas pekerjaan,” tegasnya.

Di sisi lain, pelaksana proyek dari pihak kontraktor, Yusak, membenarkan bahwa proyek pelebaran jalan tetap bisa dilaksanakan sesuai standar meskipun mengalami pengurangan anggaran. Ia menjelaskan bahwa proses lelang sebelumnya memang telah mengantisipasi kondisi seperti ini.

“Anggaran memang berkurang, tapi kami tetap berpegang pada kualitas yang telah ditetapkan saat lelang. Tidak ada kompromi untuk mutu jalan,” ujar Yusak.

Ia menjelaskan bahwa pelebaran jalan sepanjang 658 meter tersebut sudah berjalan sejak pertengahan Maret dan saat ini progresnya telah mencapai sekitar 30 persen. Targetnya, pekerjaan akan rampung pada akhir Mei ini.

“Yang utama sekarang adalah pengerjaan pondasi. Kalau pondasinya kuat, pengaspalan tinggal proses akhir saja. Dan kami optimis bisa selesai tepat waktu,” jelasnya.

Dalam proses pengaspalan nanti, pihak pelaksana juga telah menyiapkan strategi agar aktivitas warga tidak terganggu. Jalan tidak akan ditutup total, melainkan akan dikerjakan secara bertahap.

“Kita akan aspal sisi timur dulu. Setelah kering, baru lanjut sisi barat. Ini sudah menjadi arahan dari dinas agar masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Jangan sampai proyek ini justru menghambat mobilitas warga,” pungkas Yusak.

Arifin Rochman