SURAKARTA – Komisi III DPRD Kota Surakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jurug yang berlokasi tak jauh dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Selasa Siang (15/4). Sidak ini dilakukan menyusul insiden mengejutkan yang terjadi beberapa hari sebelumnya, di mana seorang anak berusia sekitar empat tahun jatuh dari balkon lantai tiga salah satu unit hunian di blok A.
Kejadian ini sontak menyita perhatian publik, terlebih karena korban saat itu hanya ditinggal ibunya sebentar untuk belanja sayur. Diduga anak tersebut meskipun sudah dikunci di dalam rumah, namun berhasil membuka balkon yang tidak terkunci, lalu terjatuh. Beruntung, anak tersebut selamat meski mengalami patah tulang paha dan memar di kepala, dan saat ini masih dirawat intensif di RSUD dr. Moewardi.
Menyikapi kejadian tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta, YF Sukasno, menyampaikan bahwa peristiwa ini menjadi alarm bagi pemerintah kota dan DPRD untuk lebih serius dalam memperhatikan kondisi fisik serta sistem pemeliharaan rusun.
“Kami baru saja dari Rusunawa Jurug Blok A, tempat kejadian anak jatuh dari lantai tiga. Anak tersebut ditinggal ibunya belanja, dan dia sebetulnya sudah dikunci di dalam rumah. Tapi ternyata bisa sampai ke balkon yang tidak terkunci, lalu jatuh. Syukur mukjizatnya besar, hanya patah paha dan memar kepala. Tapi ini tidak bisa diabaikan begitu saja,” ujar Sukasno di lokasi.
Lebih lanjut, Sukasno menekankan bahwa meskipun insiden tersebut bukan langsung disebabkan oleh pagar balkon yang rusak, namun kondisi pagar yang ada saat ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian serius.
“Rusun ini dibangun sejak tahun 2010. Sekarang sudah 2025. Pagar-pagar balkon yang terbuat dari besi sudah banyak yang keropos, cat mengelupas, dan secara visual sudah kumuh. Pemeliharaan harus menjadi prioritas. Pemerintah Kota perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk itu,” tegasnya.
Tak hanya aspek fisik bangunan, Politisi Senior PDIP juga menyoroti tingginya biaya listrik yang dibebankan kepada para penghuni. Menurutnya, perlu adanya pengecekan ulang terhadap pengeluaran bulanan sebesar Rp300 ribu hanya untuk listrik adalah beban yang berat bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Ini sangat tidak ideal. Satu unit bisa habis Rp300 ribu lebih per bulan hanya untuk listrik. Padahal rusun ini diperuntukkan bagi warga MBR. Harus ditata ulang sistem kelistrikannya supaya lebih efisien dan adil,” tambahnya.
Senada dengan Sukasno, Sekretaris Komisi III DPRD, Sonny, yang turut hadir dalam sidak tersebut, juga menyampaikan kekhawatiran terhadap sejumlah titik rawan bahaya yang ada di lingkungan rusun.
“Dari hasil pengamatan langsung kami, kondisi bangunan ini memang minim perawatan. Banyak besi pagar balkon yang sudah keropos, bahkan ada yang hilang. Selain itu, kami juga temukan septic tank yang terbuka dan memiliki ketinggian sekitar dua meter. Ini jelas membahayakan, terutama bagi anak-anak,” jelas Sonny.
Komisi III pun segera berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Surakarta untuk menindaklanjuti temuan di lapangan dan meminta agar dilakukan perbaikan.
“Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Maka, kami minta dalam waktu 1–2 minggu ke depan, Dinas Perkim sudah mulai eksekusi, terutama pada bagian-bagian bangunan yang berpotensi menimbulkan risiko keselamatan,” ujar legislator muda PSI tersebut.
Lebih jauh, Sonny menekankan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Komisi III akan mengawal dan mengawasi proses tindak lanjut dari sidak ini agar benar-benar menghasilkan perubahan nyata.
“Kami ingin hunian ini aman dan nyaman bagi penghuninya. Jangan sampai rusun yang niat awalnya untuk membantu warga kecil justru menjadi tempat yang berbahaya karena abai dalam pemeliharaan,” tegasnya.
Setelah meninjau langsung kondisi Rusunawa, Komisi III DPRD Surakarta tidak langsung kembali ke kantor. Rombongan dewan ini langsung bertolak ke RSUD dr. Moewardi guna melihat langsung kondisi anak yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
“Kami ingin memastikan kondisi anak tersebut, sekaligus memberikan dukungan moril kepada keluarga. Ini bentuk kepedulian kami, dan kami ingin semua pihak serius menindaklanjuti kejadian ini. Jangan sampai terulang,” pungkasnya.
Kunjungan ini menjadi pengingat keras bahwa fasilitas publik yang diperuntukkan bagi masyarakat rentan harus mendapatkan perhatian serius, tidak hanya saat awal pembangunan, tetapi juga dalam hal perawatan dan keberlanjutan.
Arifin Rochman