SURAKARTA – Komisi IV DPRD Kota Surakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Museum Radya Pustaka, Kamis Siang (18/9). Sidak ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta. Kegiatan ini menjadi wujud kepedulian dan komitmen Komisi IV dalam memastikan pengelolaan aset budaya dan sejarah yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta tetap terjaga, sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih mencintai sejarah dan budaya bangsa.

Sugeng Riyanto menegaskan bahwa sidak ini penting untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada para wakil rakyat mengenai kondisi riil Museum Radya Pustaka, museum tertua di Indonesia yang menjadi kebanggaan Kota Solo. “Kami Komisi IV hari ini berkunjung ke Museum Radya Pustaka. Tentu ini bagian dari komitmen kami terhadap wilayah yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, termasuk Museum Radya Pustaka dan Museum Keris,” ungkap Sugeng saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Dalam sidak tersebut, para anggota Komisi IV tidak hanya melihat kondisi fisik museum, tetapi juga berkeliling untuk meninjau langsung koleksi-koleksi berharga yang tersimpan di dalamnya. Menurut Sugeng, langkah ini penting agar para anggota dewan dapat memahami secara mendalam kekayaan sejarah yang dimiliki Kota Surakarta. “Kami perlu tahu persis seperti apa koleksi yang ada di dalamnya, serta spirit apa yang bisa disampaikan kepada masyarakat,” lanjutnya.

Sugeng pun menyampaikan kebanggaannya setelah melihat langsung koleksi yang dimiliki museum yang berdiri sejak tahun 1890 ini. Museum Radya Pustaka memiliki beragam peninggalan sejarah, mulai dari senjata-senjata tradisional, naskah babad, serat, hingga berbagai pustaka kuno. Koleksi berharga tersebut bahkan telah melalui proses digitalisasi oleh peneliti budaya, Ibu Nancy Florida, untuk menjaga kelestarian dan memudahkan akses publik. “Tentu kita patut bangga memiliki museum yang koleksinya lumayan bagus dan banyak. Ini aset luar biasa yang harus kita jaga bersama,” tegas Sugeng.

Politisi PKS ini juga menyoroti pentingnya menanamkan kecintaan terhadap sejarah kepada generasi muda. Baginya, museum bukan hanya tempat menyimpan benda-benda kuno, melainkan juga pusat edukasi yang mampu menumbuhkan kesadaran sejarah dan kebanggaan terhadap bangsa. “Bagaimana masyarakat Solo tahu apa yang ada di dalamnya, saya kira perlu ditularkan sehingga masyarakat cinta kepada museum, cinta kepada sejarahnya, cinta kepada bangsanya,” ujarnya.

Ia menambahkan, sidak ini bukan semata-mata untuk memastikan koleksi dan kondisi museum, tetapi juga sebagai langkah awal mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan warisan budaya. Menurutnya, keberadaan Museum Radya Pustaka sebagai museum tertua di Indonesia adalah bukti bahwa Kota Surakarta memiliki peran penting dalam sejarah kebudayaan Nusantara. “Setelah ini, bagian penting adalah mengajak masyarakat untuk bersama-sama nguri-uri budaya dan sejarah dengan melihat langsung koleksi-koleksi yang ada di Museum Radya Pustaka,” pungkasnya.

Sidak Komisi IV DPRD Kota Surakarta ini diharapkan dapat menjadi pemantik kesadaran publik akan pentingnya menjaga dan mengunjungi museum. Selain itu, sidak ini juga menjadi pengingat bahwa aset sejarah seperti Museum Radya Pustaka memerlukan perhatian, perawatan, dan dukungan bersama agar tetap lestari dan mampu memberikan pelajaran berharga bagi generasi mendatang.

Arifin Rochman