Ajak Interaksi Langsung dengan Wakil Rakyat, Bebas Sampaikan Aspirasi

Oleh : Silvester Kurniawan / Radar Solo

Masih banyak kaum milenial dan generasi Z buta tentang isu-isu terkini. Apalagi ini mendekati pemilu dengan ragam pilihan. Nah, Komunitas Bergerak Bersama ini terdorong untuk memberikan edukasi kepada anak-anak SMA/SMK agar mereka melek politik.

Belajar soal politik bisa melalui interaksi langsung dengan para wakil rakyat legislatif. Seperti yang dilakukan Komunitas Bergerak Bersama ini dengan mengajak 20 pelajar berseragam putih abu-abu untuk mengikuti beragam aktivitas anggota dewan di DPRD Solo.

Selama sebulan, 20 pelajar itu mengamati bagaimana jalannya sidang, mencatat kebijakan-ke bijakan yang
dirumuskan, dan menyaksikan langsung perilaku para legislator yang beradu argument dalam menentukan sebuah kebijakan.

Kegiatan yang dihelat selama sebulan itu ternyata memberi dampak yang baik untuk para pesertanya.

“Kami jadi tahu bagaimana fungsi DPRD itu, bagaimana peran anggota dewan dalam menentukan kebijakan di suatu daerah. Senang bisa terlibat langsung di kegiatan seperti ini karena tidak semua anak SMA/SMK bisa bertemu dan bertanya langsung dengan wakil rakyat,” ujar salah seorang peserta, Jenar Selangit Andika Sasi Lembayung, 18, siswa SMA Warga Solo ini.

Dari kegiatan itu, pelajar yang akrab disapa Jeje itu memiliki pandangan yang lebih luas akan peran dan fungsi anggota dewan. Tak heran jika banyak kawankawannya yang sama-sama ikut serta dalam kegiatan itu menjadi antusias dalam memahami dunia politik. Khususnya pada saat situasi perpolitikan kian menarik jelang Pemilu 2024.

“Menurut saya semua harus ikut berpartisipasi, termasuk anak-anak muda seperti kami ini juga tidak boleh skeptik dengan dunia politik. Paling tidak kami bisa menyampaikan pengalaman kami ke kawan-kawan yang belum bisa ikut kegiatan ini. Agar mereka tidak golput,” ujar dia.

Memberikan pengalaman dan menumbuhkan optimisme pada anak muda sejalan dengan tujuan gerakan ini
dibentuk. Sebab sedari awal Komunitas Bergerak Bersama ini memang ber tujuan memberikan edukasi politik kepada para pelajar. Agar mereka bisa merasakan langsung pengalaman-pengalaman untuk berinteraksi dan mengamati aktivitas para legislator. Gerakan mengawinkan legislator dan pelajar sekolah itulah yang akhirnya dinamai dengan gerakan Legislator Muda.

“Kebetulan saat ini lagi musim pemilu dan fokusnya pada pilpres. Dan ternyata banyak anak-anak muda yang
belum tahu fungsi dari lembaga legislatif. Akhirnya kami buat gerakan legislator muda untuk bisa menyaksikan langsung apa saja kerjaan anggota dewan dan lainnya,” papar Ketua Komunitas Bergerak Bersama Nadia Sukmawati, 23.

 

Nadia dan lima kawannya yang juga menjabat sebagai pengurus di komunitas tersebut akhirnya mendapat dukungan dari Ketua DPRD Kota Solo Budi Prasetyo. Mereka akhirnya mulai mempublikasi dan membuka kesempatan melalui media sosial dan grup-grup komunikasi berbagai komunitas di Solo. Peminatnya pun banyak, namun untuk awalan ini mereka fokus pada jenjang SMA/SMK yang mayoritas merupakan pemilih pemula pada pemilu tahun ini.

“Sebetulnya anak-anak usia yang lebih muda juga banyak yang berminat, tapi sementara ini kami fokus ke SMA/SMK dulu. Akhirnya kami lakukan seleksi, setelah terkumpul 20 anak akhirnya kami bagi empat kelompok ke empat komisi berbeda di DPRD Kota Solo,” papar dia.

Dari pengalaman kemarin, sambung dia, adalah saat para pelajar ini rela menyisihkan waktu liburan mereka untuk ikut kegiatan ini. Bahkan saat jadwal kegiatannya harus disesuaikan lagi sementara jadwal masuk sekolah sudah keluar mereka tetap komitmen menyelesaikan kegiatan ini. Membuat laporan terkait apa yang sudah mereka dapat dari kegiatan tersebut.

“Setelah sekolah masuk maka kegiatan dilakukan setelah pulang sekolah. Sejauh ini responsnya sangat baik termasuk dari para orang tua peserta,” hemat Nadia.

Target utama kegiatan ini adalah interaksi, mengasah kemampuan beradu argumen, dan mempertajam pola
pikir. Mereka ingin akan kembali menyelenggarakan kegiatan serupa di kemudian hari agar makin banyak
pelajar yang teredukasi dan tidak anti poitik.

“Di sana teman-teman itu bisa menyaksikan, mencatat program dan pembahasan dalam setiap rapat. Dan diakhir kegiatan bisa bertanya langsung terkait hal-hal apa saja yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya,” ujar dia.

Banyak yang antusias dengan kegiatan ini, bahkan ada tertarik menjadi seorang legislator karena banyak dampak positif yang bisa diberikan pada masyarakat. (*/bun).

Oleh : Silvester Kurniawan / Radar Solo

Masih banyak kaum milenial dan generasi Z buta tentang isu-isu terkini. Apalagi ini mendekati pemilu dengan ragam pilihan. Nah, Komunitas Bergerak Bersama ini terdorong untuk memberikan edukasi kepada anak-anak SMA/SMK agar mereka melek politik.

Belajar soal politik bisa melalui interaksi langsung dengan para wakil rakyat legislatif. Seperti yang dilakukan Komunitas Bergerak Bersama ini dengan mengajak 20 pelajar berseragam putih abu-abu untuk mengikuti beragam aktivitas anggota dewan di DPRD Solo.

Selama sebulan, 20 pelajar itu mengamati bagaimana jalannya sidang, mencatat kebijakan-ke bijakan yang
dirumuskan, dan menyaksikan langsung perilaku para legislator yang beradu argument dalam menentukan sebuah kebijakan.

Kegiatan yang dihelat selama sebulan itu ternyata memberi dampak yang baik untuk para pesertanya.

“Kami jadi tahu bagaimana fungsi DPRD itu, bagaimana peran anggota dewan dalam menentukan kebijakan di suatu daerah. Senang bisa terlibat langsung di kegiatan seperti ini karena tidak semua anak SMA/SMK bisa bertemu dan bertanya langsung dengan wakil rakyat,” ujar salah seorang peserta, Jenar Selangit Andika Sasi Lembayung, 18, siswa SMA Warga Solo ini.

Dari kegiatan itu, pelajar yang akrab disapa Jeje itu memiliki pandangan yang lebih luas akan peran dan fungsi anggota dewan. Tak heran jika banyak kawankawannya yang sama-sama ikut serta dalam kegiatan itu menjadi antusias dalam memahami dunia politik. Khususnya pada saat situasi perpolitikan kian menarik jelang Pemilu 2024.

“Menurut saya semua harus ikut berpartisipasi, termasuk anak-anak muda seperti kami ini juga tidak boleh skeptik dengan dunia politik. Paling tidak kami bisa menyampaikan pengalaman kami ke kawan-kawan yang belum bisa ikut kegiatan ini. Agar mereka tidak golput,” ujar dia.

Memberikan pengalaman dan menumbuhkan optimisme pada anak muda sejalan dengan tujuan gerakan ini
dibentuk. Sebab sedari awal Komunitas Bergerak Bersama ini memang ber tujuan memberikan edukasi politik kepada para pelajar. Agar mereka bisa merasakan langsung pengalaman-pengalaman untuk berinteraksi dan mengamati aktivitas para legislator. Gerakan mengawinkan legislator dan pelajar sekolah itulah yang akhirnya dinamai dengan gerakan Legislator Muda.

“Kebetulan saat ini lagi musim pemilu dan fokusnya pada pilpres. Dan ternyata banyak anak-anak muda yang
belum tahu fungsi dari lembaga legislatif. Akhirnya kami buat gerakan legislator muda untuk bisa menyaksikan langsung apa saja kerjaan anggota dewan dan lainnya,” papar Ketua Komunitas Bergerak Bersama Nadia Sukmawati, 23.

Nadia dan lima kawannya yang juga menjabat sebagai pengurus di komunitas tersebut akhirnya mendapat dukungan dari Ketua DPRD Kota Solo Budi Prasetyo. Mereka akhirnya mulai mempublikasi dan membuka kesempatan melalui media sosial dan grup-grup komunikasi berbagai komunitas di Solo. Peminatnya pun banyak, namun untuk awalan ini mereka fokus pada jenjang SMA/SMK yang mayoritas merupakan pemilih pemula pada pemilu tahun ini.

“Sebetulnya anak-anak usia yang lebih muda juga banyak yang berminat, tapi sementara ini kami fokus ke SMA/SMK dulu. Akhirnya kami lakukan seleksi, setelah terkumpul 20 anak akhirnya kami bagi empat kelompok ke empat komisi berbeda di DPRD Kota Solo,” papar dia.

Dari pengalaman kemarin, sambung dia, adalah saat para pelajar ini rela menyisihkan waktu liburan mereka untuk ikut kegiatan ini. Bahkan saat jadwal kegiatannya harus disesuaikan lagi sementara jadwal masuk sekolah sudah keluar mereka tetap komitmen menyelesaikan kegiatan ini. Membuat laporan terkait apa yang sudah mereka dapat dari kegiatan tersebut.

“Setelah sekolah masuk maka kegiatan dilakukan setelah pulang sekolah. Sejauh ini responsnya sangat baik termasuk dari para orang tua peserta,” hemat Nadia.

Target utama kegiatan ini adalah interaksi, mengasah kemampuan beradu argumen, dan mempertajam pola
pikir. Mereka ingin akan kembali menyelenggarakan kegiatan serupa di kemudian hari agar makin banyak
pelajar yang teredukasi dan tidak anti poitik.

“Di sana teman-teman itu bisa menyaksikan, mencatat program dan pembahasan dalam setiap rapat. Dan diakhir kegiatan bisa bertanya langsung terkait hal-hal apa saja yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya,” ujar dia.

Banyak yang antusias dengan kegiatan ini, bahkan ada tertarik menjadi seorang legislator karena banyak dampak positif yang bisa diberikan pada masyarakat. (*/bun).