Jumat , 29 Maret 2024

SPEK HAM Audiensi Menyoal Mobil Kesehatan

SPEK HAM Audiensi Menyoal Mobil Kesehatan

SURAKARTA – Humas DPRD

Duta kesehatan perwakilan 51 kelurahan yang tergabung dalam SPEK-HAM melakukan audiensi dengan DPRD Kota Surakarta terkait layanan kesehatan reproduksi di ruang Badan Anggaran (Banggar), Selasa (8/11).

“Kunjungan mereka hari ini untuk berdiskusi dan memaparkan layanan kesehatan reproduksi serta menyinggung Perwali No. 25 A Tahun 2016,” tutur Bambang Triyanto, anggota Komisi IV usai menerima kunjungan SPEK-HAM.
Ditemui di tempat yang sama, Ketua Komisi IV Hartanti menyatakan terima kasih atas masukan yang disampaikan SPEK-HAM dalam kerangka peningkatan layanan kesehatan di kota Solo.

“Kami bangga dan terima kasih pada aktivis SPEK-HAM dalam kerangka memberikan masukan atas layanan kesehatan di kota Solo,” katanya, “dengan demikian ke depan pelayanan kesehatan pada masyarakat akan menjadi lebih baik.”

Dalam pertemuan dengan anggota dewan, aktivis SPEK-HAM, Ayu memaparkan hasil evaluasi layanan kesehatan atas pemeriksaan IVA tes, VCT dan IMS. “Kami berkomitmen pada penegakan HAM, khususnya hak asasi kaum perempuan,” kata Ayu aktivis SPEK-HAM.

Menurut aktivis lain SPEK-HAM, Dina, layanan kesehatan pada masyarakat yang dilakukan pemerintah kota Solo semakin bagus. Meski demikian, perlu ditingkatkan agar lebih optimal dalam melakukan pelayanan pada masyarakat. Apalagi saat ini muncul pembangunan hotel dan karoke, yang dapat berimbas pada penyebaran penyakit mematikan seperti HIV-AID melalui narkoba.

“Kami bangga atas kemajuan kota Surakarata dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat yang semakin bagus. Meski demikian, pembangunan hotel dan tempat kos yang menjamur di sekitar Purwosari, membuat kami cemas. Perlu dilakukan penyuluhan tentang penyebaran HIV-AID dan pengguna narkoba,” katanya, “kalau ada mobil keliling kami bisa melakukan pendampingan dan deteksi dini.”

Menurut Tri Murniati, salah satu aktivis penggiat SPEK-HAM dari kelurahan Keprabon, pada masa lalu mobil keliling pernah digunakan untuk melakukan penyuluhan di bidang kesehatan.

“Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Padahal bila masyarakat diminta datang ke Puskesmas, tidak mau. Itu yang menjadi kendala. Salah satu alternatifnya menghidupkan kembali mobil keliling untuk layanan kesehatan,” katanya.

Selain itu, kata dia pengaktifan kembali mobil keliling untuk layanan kesehatan, dapat menjadi salah satu alternatif bagi layanan kesehatan warga.

“Karena yang di PSK dan Panti Pijat bisa hadir, karena mobil keliling. Tapi sekarang tidak lagi. Barangkali salah satu indikasi layanan kesehatan mobil keliling tidak jalan lagi, yakni ibu-ibu rumah tangga banyak pengidap HIV,” ujar dia.

Senada disampaikan oleh Dina dan Tri Muniarti, penggiat layanan kesehatan SPEK-HAM, Danang, menyatakan antusiasme ibu rumah tangga mendatangi mobil klinik menandakan perlunya layanan kesehatan melalui mobil klinik keliling.

“Harapan kami mobil klinik menjadi program utama bagi layanan kesehatan di kota Solo.  Kalau tahun kemarin bisa dilakukan, kenapa tahun ini tidak bisa dilakukan,” ujar dia.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Agus Gufron menyatakan program layanan kesehatan mobil keliling memang diakui tidak jalan lantaran berbagai kendala.

“Kami mohonkan maaf dikarenakan adanya 10 puskemas mengikuti akreditasi sehingga stamina dan pikiran mereka terforsir di akreditasi, sehingga mobil keliling tidak berfungsi dengan optimal,” papar Agus. (Arf/Nang/Jes)

Related posts

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *