Fraksi PAN DPRD Kota Solo prihatinkan banyaknya kios dan los yang tutup di Pasar Panggungrejo dan Pucang Sawit, karena pemiliknya menganggap tidak strategis untuk berjualan.
” Ini tentu memprihatinkan, karena dua pasar tradisional yang megah itu dibangun dengan anggaran pemerintah,” ujar Ketua Fraksi PAN, Umar Hasyim kepada Penulis DPRD Online, Selasa ( 11/3) di gedung dewan.
Menurut dia, keengganan pedagang untuk membuka kios maupun los-nya di pasar ini menunjukkan, bahwa Pemkot selama ini hanya asal membangun gedung baru, namun tidak menakar menejemen bagi pasar tradisional.
Padahal, lanjut Umar, sudah berulang kali fraksinya lewat anggota yang duduk di Komisi III, agar eksekutif di dalam melaksanakan program yang membutuhkan anggaran besar dari APBD, mampu terlebih dulu memaparkan tentang faktor-faktor pendukung, yang mampu memberikan gambaran tentang prospek ekonomi yang kongkrit ke depannya.
” Selain menejemen, juga harus dipelajari tentang karakter dan psikologi masyarakat saat berbelanja di pasar tradisional. Ini sangat perlu, sebelum melaksanakan program pembangunan fisik pasar tradisional yang megah. Ternyata itu tidak pernah dilakukan secara optimal, ya jadinya banyak bangunan pasar akhirnya mangkrak ditinggalkan pedagang,” imbuh dia sekali lagi.
Pernyataan Fraksi PAN ini sebagai buntut dari adanya ratusan kios dan los di Pasar Panggungrejo dan Pasar Pucangsawit yang ditutup oleh pemiliknya, karena sepi tidak memiliki prospek baik sebagaia tempat berjualan atau mencari rezeki.
Hasil pantauan Penulis DPRD Online, adalah ada 33 kios dari 53 kios di Pasar Pucangsawit sudah ditutup lama oleh pedagangnya. Lalu dari total 127 los di Pasar Panggungrejo yang diresmikan 2011 lalu, sampai sekarang hanya lima los yang buka. Kelima los yang sudah buka tersebut berada di lantai pertama. Sedang semua los yang berada di lantai ke-2 dalam kondisi tutup. ( K )