SURAKARTA – Komisi IV DPRD Kota Surakarta menginspeksi pelaksanaan lanjutan pembangunan SMP 27 Surakarta yang terletak di Jl. Transito No. 24 A Surakarta, Rabu (26/10).
Secara kasat mata pengerjaan pembangunan 18 kelas dan 3 lantai sudah memasuki 95% dan hampir selesai. Sesuai target rencananya tanggal 2 Desember harus selesai semua termasuk tambahan pagar dan paving.
Komisi IV DPRD Kota Surakarta menyayangkan peletakkan paralon air yang ada di luar tembok yang merupakan area otoritas publik dimana di bawahnya banyak aktifitas terjadi. Selain secara visual kurang elok dilihat dari konstruksinya apabila terbebani air bisa fatal akibatnya seperti patah atau mentelung (bengkok, red) karena tidak adanya dukungan penyangga.
“Bisa jadi ini perencanaan yang lalai atau pelaksana yang lalai. Karena menurut standart kontruksi semua instalasi air itu pasti berada di dalam konstruksi tembok. Itu tukang yang paling ajaran pun ngerti,” terang Putut Gunawan.
Putut juga mempertanyakan sinkronisasi antara pengawas dan pelaksana. Ketika pengawas mengatakan perencanaan pengennya seperti itu. “Saya kira itu pernyataan yang perlu dikoreksi, pengawas ini perlu dibina karena bukannya dia menyelamatkan agar seluruh aset pemerintah daerah digunakan secara cermat dan efektif tetapi malah dia membela kondisi yang ada,” tambah Putut.
Apabila memang direncanakan seperti itu mestinya sebagai pengawas mempertanyakan terlebih dahulu kepada tim produksi atau pihak pelaksana baiknya seperti apa. Kalau toh memang harus seperti itu paling tidak nanti bisa ditekuk dan dipepetkan tembok seperti yang ada di sisi sebelah Utara bukan menggantung.
“Tadi belum kena beban saja sudah melengkung karena memang secara konstruksi itu salah,” tutup Putut.
Hartanti, Ketua Komisi IV juga memberikan catatan terkait peletakkan lampu yang berbeda-beda di setiap ruangan dan jendela yang tidak memiliki pembatas “plong”. Jendala ini dirasa berbahaya untuk murid karena bisa jatuh atau dengan mudah melompat dari ketinggian. (Arf)
